Jumat, 18 Maret 2011

CerpenQ


Cerpen :
Pertempuran Pertamaku
Pada hari Sabtu tanggal 19 November 2009, aku dan temanku Joe di panggil guru TIK kita yaitu Pak John. Lalu kami menemui Pak John di kantor.
“Lova, Joe kalian besok Selasa ikut lomba TIK ya? Soalnya kalian kemarin waktu mid semester yang mendapat nilai seratus. Siap kan?”
“Iya pak” Jawabku hampir bersamaan dengan Joe.
“Ya sudah gitu aja kalian boleh kembali ke kelas kalian” kata Pak John
“Ya sudah pak terima kasih. Assalamualaikum” Kataku. Lalu kami keluar dan kembali ke kelas kita.
Aku senang tapi tak sepenuhnya senang karena aku harus membawa tanggung jawab yang cukup besar yaitu nama sekolah. Lalu hari seninnya aku dan Joe di latih dan diberi teori oleh Pak John.
Akhirnya hari itu pun tiba. Hari Selasa, 24 November 2009. Pagi itu aku bersiap – siap untuk berangkat sekolah dengan pakaian yang rapi dan dengan mental yang bisa di bilang kurang optimis. Akan tetapi semangat dari ibuku membuatku menjadi optimis.
“Bu, Lova berangkat dulu ya. Tolong do’ain Lova ya bu.” Kataku.
“Iya nak, do’a ibu selalu menyertaimu.” Jawab ibuku lembut.
Lalu aku di antar oleh ayahku ke sekolah. Dan akupun berpamitan dengan ayahku. Sesampai di kelas teman – temanku sudah banyak yang berangkat, termasuk Joe. Jam 7 lebih 15 menit, Pak John ke kelas kita untuk memanggil aku dan Joe.
“Assalamualaikum, anak – anak nanti pelajaran TIK kosong, kalian kerjakan LKS halaman 60 ya.”
“Ya pak.”Jawab teman – temanku serentak.
“Soalnya bapak harus nganterin teman kalian ke Jepara, mewakili sekolah kita untuk lomba TIK. Do’ain ya. ”
“Sip deh pak”. Jawab salah seorang temanku.
“Lova, Joe ke bawah ya.”
Sementara Pak John ke bawah duluan. Salah seorang temanku berkata
“Lova, Joe jangan lupa foto – foto sama oleh – olehnya lho.. Hehe”
“Lho kok malah minta oleh – oleh. Kita mau bertempur bukan mau piknik. Tapi love you all. Do’ain kita ya.” Kataku menjawabi candaan dari mereka.
Joe hanya cuek dan langsung ke bawah. Aku pun menyusulnya ke bawah. Ternyata kakak kelas kita Kak Troy dan Kak Nick juga ikut. Tepat pukul 07.30 kita berangkat dari sekolah menuju tempat lomba itu dilaksanakan yaitu SMP N 2 Bangsri. Kami di antar oleh Pak John dan Pak Ferdy.
“Kalian sudah siap kan? Joe, Troy, Nick, Lova?” Tanya Pak John
“Siap pak.” Jawab Kak Troy dengan cepat.
“Oke. Pak” Jawab Joe dan kak Nick bersamaan.
“Insyaallah siap pak.” Jawabku.
Suasana hening sesaat karena Pak Ferdy konsen dalam menyetir, dan kita berempat mempelajari materi buat nanti. Pak John nggak tahu entah ngapain. Kemudian suasana mencair ketika dalam perjalanan. Matahari mulai panas. Sehingga udara di mobil terasa panas.
“Duh panas banget sih.” Kata kak Troy sambil mengipaskan tangannya ke arahnya.
“Iya ya kak, aku aja sampai keringatan kaya gini.” Kata Troy menyambung pecakapan.
“Eh ni aku ada tissue” Kataku menawarkan tissue yang masih ada di tasku.
“Iya makasih ya Lov.” Kata Joe.
Mobil terus melaju, dan kami terus bercakap, ketika sampai di Jepara si Joe berkata. “Eh Lov, ini rumah teman aku lho. Yang warnanya hijau itu.”
“O.. iya ta?” Jawabku agak sedikit malas.
“Hey. Kalian nggak capek apa ngomong terus?” sela Kak Troy.
“Capek si iya, tapi seru juga.” Jawabku.
Nggak terasa 2 jam sudah kita tempuh untuk sampai di SMP N 2 Bangsri. Lalu kami menuju gedung serbaguna SMP N 2 Bangsri. Kami lalu di daftarkan ulang oleh Pak John, kami tanda tangan dan mengambil snack. Lalu kami mencari tempat duduk yang kosong.
“Waduh kok banyak banget ya pesertanya.” Kata Kak Nick
“Iya, Oh my god, kita bisa nggak ya..?” Kataku dengan hati tak tenang.
“Optimis dong. Moga aja kita bisa” Kata Joe bijak.
Kami menunggu seseorang entah siapa itu yang sedang berceramah. Beliau bicara panjang lebar. Sampai kami malas mendengarnya. Setelah itu slah satu panitia mengumumkan banyak nama peserta dan memberi nomor kepada peserta. Ternyata aku dapat nomor 54, Joe nomor 50 peserta tingkat I dan Kak Troy dapat nomor 38, Kak Nick dapat nomor 41 peserta tingkat II. Lalu kami menuju ke ruang tes tertulis, stelah semua masuk ke dalam ruangan tersebut, ada 1 guru yang memberi tahu peraturan apa saja yang harus di patuhi pada saat tes tertulis.
“Saya akan membagikan soal dahulu baru akan membacakan kalian peraturannya.” Kata beliau sambil mengeluarkan soal dari amplop besar.
“Jangan ada yang membalik dan mengerjakan soalnya dulu.” Kata beliau sambil membagi soal.
Setelah itu guru tersebut memberi tahu peraturan yang harus di patuhi para peserta. Waktu untuk mengerjakan 100 soal TIK itu adalah 60 menit. Saat mengerjakan soal tersebut aku menoleh ke arah Kak Nick ternyata sebelah Kak Nick adalah teman les aku waktu kelas 6. Namanya Ryan. 1 jam untuk mengerjakan soal tersebut pun selesai. Kami langsung keluar dan menghampiri Pak John.
“Giman tadi? Susah apa gamapang soalnya?” Tanya Pak Ferdy.
“Pastinya kalian bisa kan mengerjakan soal itu?” Tanya Pak John menyusul.
“Lumayanlah pak, nggak susah – susah amat kok.” Jawab Joe optimis.
Kami lalu menuju ruang tes praktek, karena nomor kita berempat termasuk nomor terakhir maka kita harus menunggu giliran kita.
“Troy sama Nick, kalian ke lab atas berdua ya? Tahu kan?” Tanya Pak John
“Iya pak tau.” Jawab Kak Troy.
“Ya sudah soalnya bapak nunggu adik-adik kalian. Nanti kalau sudah selesai ke bawah lagi bisa kan?” Pak John menjawab.
“Okay pak.” Jawab kak troy dan Kak Nick hampir bersamaan.
Mereka akhirnya bergegas ke lab lantai atas tersebut. Sementara itu kami masih tetap menunggu. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam sudah berlalu. Sekarang sudah pukul 12.00 siang. Akan tetapi masih saja baru sampai gelombang 2. Padahal aku dan Joe ikut gelombang yang ke-4. Waktu dzuhur pun sudah tiba. Kami kemudian ke musholla untuk sholat. Setelah kami sholat Pak John dan Pak Ferdy mengajak kami ke warung untuk menengguk segelas es teh. Karena di dalam warung itu sumpek, kami keluar. Pak John dan Pak Ferdy masih di dalam.
“Lama banget ya nunggunya.” Kataku memulai percakapan.
“Iya Lov, lama buanget! Nanti kita sampai di rumah jam berap yah?” Kata Joe.
“Paling habis maghrib.” Kata Kak Nick
“He’em.” Kata Kak Troy menyambung.
Kami menghabiskan es teh tersebut dan kemudian kembali ke sekolah itu lagi.
“Kak troy, Kak nick kalian nggak balik?” Tanya Joe.
“Ntar ajalah. Giliran kita kan masih nanti jam 14.10. Kita keliling sekolah ini aja yuk Joe, Nick.” Ajak Kak Troy.
”Ayo.” Jawab Joe dan Kak Nick bersamaan.
Yah, sendirian nih. Batinku dalam hati. Tak lama kemudian mereka kembali.
“Lov, Pak John nunggu kita di gedung serbaguna buat makan siang.” Kata Joe.
“Okay Joe.” Kataku.
Kami segera menuju gedung serbaguna dan menghabiskan makanan yang telah diberikan. Jam menunjukan pukul 14.00. Kak Troy dan Kak Nick segera bergegas untuk kembali ke lab atas. Sementara aku dan Joe tetap menunggu giliran kami berjam-jam. Hingga Pak John dapat info kalu peserta tingkat I yang belom ikut tes praktek diganti di lab atas. Ternyata disana kami juga harus menunggu.
Hingga seorang siswa perempuan datang dan dari kejauhan aku mengenali sosok tersebut. Ternyata dia adalah……
“Eh kayaknya aku kenal deh siapa itu.” Kataku sambil menunjuk orang tersebut.
“Lho. Aku juga kenal siswa itu. Dia kan, saingan aku waktu lomba siswa teladan di tingkat SD dulu. Kamu kenalnya dari mana Lov?” Joe menyambung.
“Dia itu teman aku waktu les sempoa di kelas 1 SD, namanya Shelena Hudgens” Jawabku.
“Kamu nggak nyapa Lov?” Tanya Joe.
“Enggak usahlah, orang aku dan dia juga nggak begitu kenal dan dekat. Mungkin dia udah lupa sama aku.” Jelasku pada Joe.
Saat yang aku dan Joe tunggu akhirnya datang juga. Kini giliran kami untuk beraksi. Akan tetapi, ketika di pakai buat excel, computer punyaku error. Mana waktunya tinggal sedikit lagi. Tamatlah riwayatku.
Waktupun telah berlalu. Setelah mengikuti tes praktek kami langsung ke musholla untuk sholat Ashar. Dan kemudian kita ke gedung serbaguna untuk mendengarkan pengumuman pemenang-pemenangnya.
Dag.. Dig.. Dug.. suara jantungku berdebar-debar. Kami berempat dan Pak John juga Pak Ferdy penasaran dengan hasilnya.
Waduh… Ternyata aku, Joe, dan Kak Nick tidak memperoleh juara. Hanya Kak Troy yang dapat Juara 2 lomba Tingkat II. Dan ternyata si Shelena mendapat juara 3 lomba tingkat I.
“Kak Troy selamat ya. Udah dapet juara” kataku.
“Iya, selamat ya bro.” Ujar Joe dan Kak Nick.
Kami pulang dengan rasa senang, sedih, dan pastinya sangat capek. Aku di antar oleh Pak John sampai rumah. Aku sampai di rumah kira-kira jam 7 malam. Dan aku sangat berterima kasih pada Pak John karena beliau telah memberikanku kesempatan untuk bartempur dan walaupun akhirnya kalah. Tapi aku yakin, kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
**SELESAI**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar